Perang perang lagi ... Semakin menjadi
Berita ini hari
Berita ini hari
Perang yang satu ini bukanlah perang dalam arti yang sebenarnya saling tembak dan angkat senjata. Tetapi perang yang satu ini adalah Perang Urat Syaraf yang arenanya adalah Sosial Media di Internet.
Akhir akhir ini memang media sosial sering diwarnai perang urat syaraf yang semakin mengerikan antara orang orang yang Pro dan Kontra masalah kebijakan Pemerintah yang menaikkan harga BBM di saat harga minyak dunia sedang anjlok.
Yang ikut berperang sebenarnya tidak terlalu banyak, hanya beberapa gelintir orang yang dahulu sewaktu menjelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden mempunyai atau membuat akun yang disiapkan sebagai alat propaganda untuk berperang dan menjaring massa dalam mendukung kesuksesan jagonya masing-masing lewat media sosial. Peperangan yang seharusnya selesai seiring berakhirnya pilpres dan mendapatkan hasil pemerintahan yang baru. Tetapi kenyataannya perang itu masih tetap ada dan terus berkelanjutan
Ribuan atau bahkan jutaan pemilik akun yang hanya sebagai penonton dan pembaca semakin khawatir dan menjerit dan hanya bisa mengelus dada memikirkan akan seperti apa dan bagaimana nasib bangsa dan negara ini yang didalamnya ada ratusan juta jiwa yang mengharapkan perlindungan dalam bidang politik, ekonomi, sosial bunaya serta keamanan. Saling hujat saling caci dan saling maki bagaikan menu wajib setiap membuka internet.
Setiap ada berita dari majalah online yang di share di media sosial selalu mendapatkan komentar yang beranega ragan sesuai dengan kepentingan masing masing. Dengan gaya bahasa yang sok pintar seakan komentarnya mewakili ribuan manusia yang sefaham dengannya. Sungguh situasi yang sangat mengherankan. Hanya untuk membela kepentingan masing masing dan belum pasti benar dan tidaknya, mereka rela menghujat, mencaci maki dan menjelek-jelekkan lawannya serta menyanjung dan memuja jagoannya bagaikan malaikat penyelamat yang tidak ada cacat dan celanya.
Sebelum menuliskan ini aku sempatkan untuk membuka beberapa akun yang komentarnya panjang lebar dan tertata rapi tersebut. Setelah aku amat-amati ternyata kebanyakan akun tersebut memang akun yang dulunya dipersiapkan untuk mendukung tim sukses pilpres dalam menjaring massa di SosMed. Pantesan komentar yang ada begitu tertata rapi membalas komentar dari pihak lawan. Seakan mereka memang sudah terorganisasi dan terdidik untuk melakukan itu.
Jadi dengan tulisan ini aku menghimbau semua orang yang kebetulan akun sosmed-nya mendapatkan bagian berita yang isinya mengadu-domba dan saling hujat untuk tidak ikut-ikutan memperkeruh keadaan dengan ikut ikutan berkomentar. Biarkan saja mereka seperti itu. Bisa jadi mereka melakukan itu karena didasari dengan berbagai kepentingan. Sedangkan kita hanya masyarakat biasa yang ibaratnya Suargo Nunut Neroko Katut. Walau kita bicara apa dan bagaimana, tidak akan berpengaruh pada kehidupan kita, kita tetap rahyat kecil yang hanya pantas sebagai gedibal atau keset alas kaki.
Yang lebih penting kita tetap bekerja, berkarya agar kehidupan kita dan keluarga tidak terbengkalai dan semakin terpuruk. Jadi Enjoy aja, urusan dia biar dia pikirkan sendiri dan urusan kita juga kita pikirkan sendiri.
Mari kita sama-sama berdo'a agar keadaan yang ruwet dan tidak menguntungkan bagi bangsa dan negara ini tidak terus berkelanjutan dan akan cepat berakhir sehingga Indonesia tercinta ini akan mampu bangkit dan terus bangkit lagi sehingga masyarakatnya menjadi aman tentran, gemah ripah lohjinawi toto tentren kerto raharjo. Aamiin.
Demikian artikel tentang Perang Urat Syaraf Di Sosial Media ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Perang Urat Syaraf Di Sosial Media ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.